Sabtu, 12 November 2011

Jakabaring Sport City Semrawut

Hari kedua pelaksanaan SEA Games XXVI, Sabtu (12/11/2011), suasana Jakabaring Sport City, Palembang, terkesan semrawut. Larangan kendaraan berbahan bakar premium dan solar, sama sekali tidak berjalan.

Puluhan mobil dan motor lalu-lalang dari pagi hingga malam. Saat matahari menyengat dari pagi siang hingga sore, JSC berdebu dan dipenuhi asap kendaraan. Sementara di malam hari, ketika hujan mengguyur JSC, kendaraan itu membuat jalan dan halaman parkir tiap venue tampak kotor.

Ironisnya, sejumlah atlet, jurnalis, maupun official, kesulitan mendapatkan pelayanan kendaraan, baik angkutan kota maupun becak.

"Kami nih banyak melayani petugas venue, dan para penonton yang memaksa diangkut. Akibatnya kendaraan selalu penuh, saat atlet mau naik," kata seorang sopir angkot yang disewa buat melayani atlet, official, dan jurnalis di lingkungan JSC.

Misalnya, sejumlah jurnalis asal Thailand yang harus menunggu beberapa lama di tengah terik matahari saat ke venue lapangan tembak. Memang, di setiap venue terdapat banyak sekali petugas. Baik yang mengenakan pakaian putih, merah hati, maupun kuning.

Kondisi memprihatinkan justru memang dialami sejumlah jurnalis. Mereka yang patuh dengan aturan yang diterapkan panitia pelaksana, terpaksa harus berjalan kaki sekitar 1 kilometer dari media centre menuju gerbang JSC. Dari sana baru mereka dapat naik becak atau angkutan kota menuju ke venue, setelah sedikit 'bertegangan'.

Nah, saat pulang, misalnya malam tadi, mereka terpaksa berjalan kaki dari gerbang JSC ke media center di tengah
hujan deras, atau naik becak dengan tarif Rp 10 ribu.

Sementara Kepala Pengamanan dan Kebersihan Aset Jakabaring Sport City, Rusli Nawi, saat dihubungi detikcom, mengaku kesulitan mengamankan kendaraan di JSC. "Kami diminta Pak Gub (Gubernur) mengamankan kendaraan yang sudah masuk ke JSC. Tapi kita mengalami kesulitan sebab harus mencari orang yang membawa kendaraan itu, apalagi kami kekurangan petugas," ujarnya.

Tidak ada komentar: